<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d31161794\x26blogName\x3dsederhana+,,,+tapi+ada\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://jendalsepit-blog.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den_US\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttps://jendalsepit-blog.blogspot.com/\x26vt\x3d8149923847125940594', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe", messageHandlersFilter: gapi.iframes.CROSS_ORIGIN_IFRAMES_FILTER, messageHandlers: { 'blogger-ping': function() {} } }); } }); </script>

ibadah sarat hikmah

Sunday, April 01, 2007

"Shollu kamaa ro'aitumuuni sholli" - Sholatlah kalian sebagaimana aku sholat (Al Hadith)

Ingat saudaraku, 'amalan pertama yang akan di HISAB di akhirat nanti adalah Sholat. Bila sholatnya baik, maka baik pula 'amalan2nya. 'Ilmu yang pertama kali di HISAB di akhirat nanti adalah Khusyu' (konsentrasi). So, sudah khusyu' kah sholat kita ?

Hikmah di balik sholat

Sholat ternyata tidak hanya menjadi amalan utama di akhirat nanti, tapi juga gerakan-gerakan salat adalah yang paling proporsional bagi anatomi tubuh manusia. Bahkan dari sudut medis, sholat adalah gudang obat dari berbagai jenis penyakit.

Allah, Sang Maha Pencipta, tahu persis apa yang sangat dibutuhkan oleh ciptaannya, khususnya manusia. Semua perintahNya tidak hanya bernilai ketakwaan, tapi juga mempunyai manfaat besar bagi tubuh manusia itu sendiri.
Misalnya, puasa, perintah Allah di rukun Islam ketiga ini sangat diakui manfaatnya oleh para medis dan ilmuwan dunia barat. Mereka pun serta merta ikut berpuasa untuk kesehatan diri dan pasien mereka.

Begitu pula dengan sholat, merupakan ibadah yang paling tepat untuk metabolisme dan tekstur tubuh manusia. Gerakan-gerakan di dalam salat pun mempunyai manfaat masing-masing. Misalnya:

Takbiratul Ihram: berdiri tegak, mengangkat kedua tangan sejajar telinga, lalu melipatnya di depan perut atau dada bagian bawah.
Manfaat: Gerakan ini melancarkan aliran darah, getah bening (limfe) dan kekuatan otot lengan. Posisi jantung di bawah otak memungkinkan darah mengalir lancar ke seluruh tubuh. Saat mengangkat kedua tangan, otot bahu meregang sehingga aliran darah kaya oksigen menjadi lancar. Kemudian kedua tangan didekapkan di depan perut atau dada bagian bawah. Sikap ini menghindarkan dari berbagai gangguan persendian, khususnya pada tubuh bagian atas.

Ruku': Rukuk yang sempurna ditandai tulang belakang yang lurus sehingga bila diletakkan segelas air di atas punggung tersebut tak akan tumpah. Posisi kepala lurus dengan tulang belakang.
Manfaat, Postur ini menjaga kesempurnaan posisi dan fungsi tulang belakang (corpus vertebrae) sebagai penyangga tubuhdan pusat syaraf. Posisi jantung sejajar dengan otak, maka aliran darah maksimal pada tubuh bagian tengah. Tangan yang bertumpu di lutut berfungsi relaksasi bagi otot-otot bahu hingga ke bawah. Selain itu, rukuk adalah latihan kemih untuk mencegah gangguan prostat.

I'tidal: Bangun dari rukuk, tubuh kembali tegak setelah, mengangkat kedua tangan setinggi telinga.
Manfaat: i'tidal adalah variasi postur setelah rukuk dan sebelum sujud. Gerak berdiri bungkuk berdiri sujud merupakan latihan pencernaan yang baik. Organ-organ pencernaan di dalam perut mengalami pemijatan dan pelonggaran secara bergantian. Efeknya, pencernaan menjadi
lebih lancar.

Sujud: Menungging dengan meletakkan kedua tangan, lutut, ujung kaki, dan dahi pada lantai.
Manfaat: Aliran getah bening dipompa ke bagian leher dan ketiak. Posisi jantung di atas otak menyebabkan darah kaya oksigen bisa mengalir maksimal ke otak. Aliran ini berpengaruh pada daya pikir seseorang. Karena itu, lakukan sujud dengan tuma'ninah, jangan tergesa gesa agar darah mencukupi kapasitasnya di otak. Postur ini juga menghindarkan gangguan wasir. Khusus
bagi wanita, baik rukuk maupun sujud memiliki manfaat luar biasa bagi kesuburan dan kesehatan organ kewanitaan.

Duduk: Duduk ada dua macam, yaitu iftirosy (tahiyyat awal) dan tawarruk (tahiyyat akhir). Perbedaan terletak pada posisi telapak kaki.
Manfaatnya: saat iftirosy, kita bertumpu pada pangkal paha yang terhubung dengan syaraf nervus Ischiadius. Posisi ini menghindarkan nyeri pada pangkal paha yang sering menyebabkan penderitanya tak mampu berjalan. Duduk tawarruk sangat baik bagi pria sebab tumit menekan aliran kandung kemih (urethra), kelenjar kelamin pria (prostata) dan saluran vas deferens. Jika dilakukan. dengan benar, postur irfi mencegah impotensi. Variasi posisi telapak kaki pada iffirosy dan tawarruk menyebabkan seluruh otot tungkai turut meregang dan kemudian relaks kembali. Gerak dan tekanan harmonis inilah yang menjaga kelenturan dan kekuatan organ-organ gerak kita.

Salam: Gerakan memutar kepala ke kanan dan ke kiri secara maksimal.
Manfaatnya untuk relaksasi otot sekitar leher dan kepala menyempurnakan aliran darah di kepala. Gerakan ini mencegah sakit kepala dan menjaga kekencangan kulit wajah.

Gerakan sujud dalam sholat tergolong unik. Falsafahnya adalah manusia menundukkan diri serendah-rendahnya, bahkan lebih rendah dari pantatnya sendiri. Dari sudut pandang ilmu psikoneuroimunologi (ilmu mengenai kekebalan tubuh dari sudut pandang psikologis) yang didalami Prof Sholeh, gerakan ini mengantar manusia pada derajat setinggi-tingginya.

Mengapa?

Dengan melakukan gerakan sujud secara rutin, pembuluh darah di otak terlatih untuk menerima banyak pasokan oksigen. Pada saat sujud, posisi jantung berada di atas kepala yang memungkinkan darah mengalir maksimal ke otak. Itu artinya, otak mendapatkan pasokan darah kaya oksigen yang memacu kerja sel-selnya. Dengan kata lain, sujud yang tumakninah dan kontinyu dapat memacu kecerdasan.

Padahal setiap inci otak manusia memerlukan darah yang cukup untuk berfungsi secara normal. Bahwa darah tidak akan memasuki urat syaraf di dalam otak tersebut melainkan ketika seseorang bersembahyang yakni ketika sujud. Urat tersebut memerlukan darah untuk beberapa saat tertentu saja. Ini artinya darah akan memasuki bagian urat tersebut mengikuti kadar salat waktu yang diwajibkan oleh Islam.

Risetnya telah mendapat pengakuan dari Harvard Universitry, AS. Bahkan seorang dokter berkebangsaan Amerika yang tak dikenalnya menyatakan masuk Islam setelah diam-diam melakukan riset pengembangan khusus mengenai gerakan sujud. Di samping itu, gerakan-gerakan dalam salat mirip yoga atau peregangan (stretching). Intinya untuk melenturkan tubuh dan melancarkan peredaran darah. Keunggulan sholat dibandingkan gerakan lainnya adalah salat menggerakan anggota tubuh lebih banyak, termasuk jari kaki dan tangan.

Sujud adalah latihan kekuatan untuk otot tertentu, termasuk otot dada. Saat sujud, beban tubuh bagian atas ditumpukan pada lengan hingga telapak tangan. Saat inilah kontraksi terjadi pada otot dada, bagian tubuh yang menjadi kebanggaan wanita. Payudara tak hanya menjadi lebih indah bentuknya tetapi juga memperbaiki fungsi kelenjar air susu di dalamnya.

Masih dalam posisi sujud, manfaat lain bisa dinikmati kaum hawa. Saat pinggul dan pinggang terangkat melampaui kepala dan dada, otot-otot perut (rectus abdominis dan obliquus abdominis externuus) berkontraksi penuh. Kondisi ini melatih organ di sekitar perut untuk mengejan lebih dalam dan lama. Ini menguntungkan wanita karena dalam persalinan dibutuhkan pernapasan yang baik dan kemampuan mengejan yang mencukupi. Bila, otot perut telah berkembang menjadi lebih besar dan kuat, maka secara alami ia justru lebih elastis. Kebiasaan sujud menyebabkan tubuh dapat mengembalikan serta mempertahankan organ-organ perut pada tempatnya kembali (fiksasi).

Setelah sujud adalah gerakan duduk. Dalam sholat ada dua macam sikap duduk, yaitu duduk iftirosy (tahiyyat awal) dan duduk tawarruk (tahiyyat akhir). Yang terpenting adalah turut berkontraksinya otot-otot daerah perineum. Bagi wanita, inilah daerah paling terlindung karena terdapat tiga lubang, yaitu liang persenggamaan, dubur untuk melepas kotoran, dan saluran kemih. Saat duduk tawarruk, tumit kaki kiri harus menekan daerah perineum. Punggung kaki harus diletakkan di atas telapak kaki kiri dan tumit kaki kanan harus menekan pangkal paha kanan. Pada posisi ini tumit kaki kiri akan memijit dan menekan daerah perineum. Tekanan lembut inilah yang memperbaiki organ reproduksi di daerah perineum.

Pada dasarnya, seluruh gerakan sholat bertujuan meremajakan tubuh. Jika tubuh lentur, kerusakan sel dan kulit sedikit terjadi. Apalagi jika dilakukan secara rutin, maka sel-sel yang rusak dapat segera tergantikan. Regenerasi pun berlangsung lancar. Alhasil, tubuh senantiasa bugar. Yang menarik, menurut penelitian Prof. Dr. Muhammad Soleh dalam desertasinya yang berjudul "Pengaruh Sholat Tahajjud terhadap Peningkatan Perubahan Respons Ketahanan Tubuh Imonologik: Suatu Pendekatan Siko Neuroimunologi" dengan desertasi itu, Sholeh berhasil meraih gelar doktor dalam bidang ilmu kedokteran pada program pasca sarjana Universitas Surabaya yang dipertahannkanya beberapa waktu lalu.

Salat tahajud ternyata bukan hanya sekadar salat tambahan (sunnah muakkad) tapi jika dilakukan secara rutin dan ikhlas akan bisa mengatasi penyakit kanker. Secara medis sholat ini menumbuhkan respons ketahanan tubuh (imonolagi) khususnya pada imonoglobin M, G, A dan limfositnya yang berupa persepsi dan motivasi positif, serta dapat mengefektifkan kemampuan individu untuk menanggulanggi masalah yang dihadapi.

Selama ini, ulama melihat ikhlas hanya sebagai persoalan mental psikis. Namun sebetulnya soal ini dapat dibuktikan dengan teknologi kedokteran. Ikhlas yang selama ini dipandang sebagai misteri dapat dibuktikan secara kuantitatif melalui sekresi hormon kortisol. Parameternya, bisa diukur dengan kondisi tubuh. Pada kondisi normal, jumlah kotrisol pada pagi hari normalnya anatra 38-690 nmol/liter. Sedang pada malam hari atau setelah pukul 24:00 normalnya antara 69-345 nmol/liter. "Kalau jumlah hormon kotrisolnya normal, bisa didindikasikan orang itu tidak ikhlas karena tertekan. Bergitu sebaliknya, ujarnya seraya menegaskan temuannya ini membantah paradigma lama yang menganggap ajaran agama (Islam) semata-mata dogma atau doktrin.

Menurut DR. Sholeh. Orang stes itu biasanya rentan sekali terhadap penyakit kanker dan infkesi. Dengan tahajjud yang dialakukan secara rutin dan disertai perasaan ihklas serata tidak terpaksa, seseorang akan memiliki respons imun yang baik yang kemungkinan besar akan terhindar dari penyakit infeksi dan kanker. Dan, berdasarkan hitungan teknik medis menunjukkan, salat tahajjud yang dilakukan seperti itu membuat orang mempunyai ketahan tubuh yang baik.

Wallahu A'lam Bishshowab.
.dari berbagai sumber

|

HIJAB: Fabric, Fad or Faith? *

Saturday, March 31, 2007

“Yeah, I just got on the bus and I’m on my way home. Okay, Mum, Wa’alaikum Assalam.”
I slip my cell into my bag. A girl in a yellow tank top and dark blue cut-offs plops into the seat beside me.
“Ugh, I hate taking the bus, especially in this heat,”
she says.

I nod and smile.

She raises her eyebrows at my full-length dress and the cloth wrapped around my head.
“Aren’t you hot in that?”
she asks.

I contemplate my answer. The girl shoots another question.
“Why do you wear that thing on your head anyway?”
I fiddle with the clasp on my bag. I wonder what I should say. Why do I wear Hijab?

Why the Hood?

It’s tough to explain, isn’t it? Hijab relates to the basic faith that there is only one God worthy of worship. As Muslim women we want to submit to God and obey all His commands. Since Hijab is a clear commandment of God (see Quran 24:31), we choose to do it to please Him. If we wear Hijab for any other reason, we may fulfill an obligation without gaining the reward for it.

A'isha (The wife of Prophet Muhammad, peace and blessings be upon him) said,
“May Allah have mercy on the immigrant women (from Makkah). When Allah revealed ‘that they should draw their veils over their juyubihinna*,’ they tore their wrappers and covered their heads and faces with them.”
[Bukhari]

The female companions of the Prophet gave up the traditions and norms of their society and covered up immediately to respond to Allah, before they knew the proper method.

Only a Head Covering?
“And say to the believing women that they should lower their gaze and guard their modesty; that they should not display their beauty and ornaments except what (must ordinarily) appear thereof; that they should draw their veils over their Juyubihinna* and not display their beauty except to…”
[Quran 24:31]

The word *Juyubihinna, according to most scholars, refers to the head, ears, neck and chest. To fulfil the minimum requirements of Hijab, a Muslim woman covers her entire body, except her face and hands. Once Asma, daughter of Abu Bakr, entered upon the Prophet wearing thin clothes. The Prophet turned his attention from her. He said,
“O Asma, when a woman reaches the age of menstruation, it does not suit her that she displays her parts of body except this and this,”
and he pointed to his face and hands. [Abu Dawud].

Proper Hijab means loose and opaque clothes. Clothes should not be alluring or similar to the clothing of men. What about guys? Islam outlines a modest dress code for men and women. The requirements are different based on the obvious physiological and psychological differences between the two genders.

Hijab does not apply only to clothes. It is a state of mind, behaviour, and lifestyle. Hijab celebrates a desirable quality called Haya (modesty), a deep concern for preserving one’s dignity. Haya is a natural feeling that brings us pain at the very idea of committing a wrong. The Prophet said:
"Every religion has a distinct call. For Islam it is Haya (modesty)."
[Ibn Majah].

What’s in it for Me? Five Advantages of Hijab

* I can’t be messed with! Hijab protects me – Hijab identifies a Muslim woman as a person of high moral standards to reduce her chances of being harassed.
“O Prophet! Tell your wives and daughters and the believing women, that they should cast their outer garments over their persons: that is most convenient, that they should be known (as such) and not molested.”
[Quran 33:59]

As Dr. Katherine Bullock (a Canadian convert and community activist) observes,
“The point to covering is not that sexual attraction is bad, only that it should be expressed between a husband and wife inside the privacy of the home. A public space free of sexual tensions is seen as a more peaceful place for human beings, men and women, to interact, do business, and build a healthy civilization.”
* I am liberated from slavery to ‘physical perfection’ – Society makes women desire to become ‘perfect objects’. The multitudes of alluring fashion magazines and cosmetic surgeries show women’s enslavement to beauty. The entertainment industry pressures teens to believe that for clothes, less is better. When we wear Hijab, we vow to liberate ourselves from such desires and serve only God.
* I don’t let others judge me by my hair and curves! – In schools and professional environments, women are often judged by their looks or bodies—characteristics they neither chose nor created. Hijab forces society to judge women for their value as human beings, with intellect, principles, and feelings. A woman in Hijab sends a message, “Deal with my brain, not my body!”
* I feel empowered and confident – In contrast to today’s teenage culture, where anorexia and suicide are on the rise, as women attempt to reach an unattainable ideal of beauty, Hijab frees a woman from the pressure to ‘fit in’. She does not have to worry about wearing the right kind of jeans or the right shade of eyeshadow. She can feel secure about her appearance because she cares to please only Allah.
* I feel the bond of unity – Hijab identifies us as Muslims and encourages other Muslim sisters to greet us with the salutation of peace, “Assalamu Alaikum”. Hijab draws others to us and immerses us in good company.

Heard These Before? Three Misconceptions About Hijab :
  • Hijab is a symbol of ‘male dominance’
If you think Hijab is an act of submission, you are right! It is a way to submit to God. Like any other act of worship, the rewards of Hijab come only when it is done for Allah alone.
  • Hijab is a ‘cultural thing’
From remote villages to cosmopolitan mega cities, women all across the world, from every ethnic background, wear Hijab. Do all of these women cling to old cultural practices? Hijab, the internal and external aspects, take understanding, training and determination. Since the purpose of Hijab is to please Allah, doing it for tradition is wrong.
  • Hijab is a ‘challenge to the political system’
While Hijab may have political implications, as evident in the banning of Hijab in certain countries, Muslim women who choose to practice Hijab are not doing it to challenge the political system. Islam encourages men and women to observe modesty in private and public life. Hijab is an individual’s act of faith and religious expression.

Are you Ready? Six Obstacles to Overcome

Thinking about wearing Hijab? Here are some tips to help you overcome obstacles that may get in your way:
  1. Yourself –Not sure if you’re ready? Remember that Iman (faith in Allah) includes submitting to Allah’s will. Research, understand the reasons and talk to girls who have gone through it. Ask Allah to help you put your beliefs into action. Prophet Muhammad related that Allah said, “if [My servant] draws near to Me a hand’s span, I draw near to him an arm’s length; if he draws near to Me an arm’s length, I draw near to him a fathom’s length; and if he comes to Me walking, I go to him running.” (Bukhari and Muslim)
  2. Your Friends – Worried about how your buddies will take it? Your friends should accept your decision and be proud of your courage. Give them time and be patient. Be conscious of Allah, not the girls or guys.
  3. Your Parents – It’s difficult to do things when the people closest to you oppose it. As Muslims, it’s our duty to please our parents, unless their wishes go against the command of Allah. As much as your parents do for you, their love and mercy could never compare to that of your Creator. Ease your parents into your decision and pray that it becomes easy for them to understand.
  4. At School –It takes courage to be different. You are likely to hear, “what is that thing on your head?” or “who made you do it?” Questions aren’t bad. Know your reasons and explain why you chose to wear Hijab.
  5. At Work – The United Nations states that, “Everyone has the right to freedom of thought, conscience and religion” (Universal Declaration of Human Rights, Article 18). Most countries in the world abide by this declaration and have their own laws that protect an individual’s freedom of religious practice at work.
  6. At the Gym – What about swimming or basketball for sporty sisters? Obeying Allah and wearing Hijab does not limit your physical activity. Organize sisters-only sports events. This encourages true sports-womanship. When you play, it’s about the love of the game, not the glory (or the guys watching!).
* Taken from : hijab | jilbab

|

My Jihad

Tuesday, March 27, 2007

Dapet 'puisi' bagus dari seorang muallaf moslemah ...

My Jihad

As i get ready to go into the outside world
I look in the mirror
What do i see?
My beauty
Then i slip on the hijab
why?
I cover my outer beauty
So you take a look at my inner beauty
I step into the cruel and unjust society
of this "free" country
i look at avoiding eyes and stares
i hear whispering from every side
i think to myself "i am not here to please everyone"
i am here to please Allah
then i hold my head with the hijab high
Allah has chosen this jihad for me to overcome
yes this is my jihad

|